BORAKS
Boraks tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan dalam dosis berlebihan, tetapi ironisnya penggunaan boraks dalam dosis berlebihan sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di seluruh dunia.
Mengkonsumsi makanan berboraks dalam jumlah berlebihan akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.
Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.
Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoa.
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah lumpur (seperti di Bledug Kuwu, Jawa Tengah).
FORMALIN
Formalin merupakan senyawa kimia yang menjadi perbincangan hangat sejak dua tahun belakangan ini. Terutama karena pelanggaran dalam penggunaanya pada makanan. Pengawetan makanan menggunakan bahan formalin memang telah dilarang karena adanya potensi bahaya formalin terhadap tubuh manusia.
Formalin adalah larutan tak berwarna yang berbau tajam dengan kandungan kimia 37% Formaldehid (metanal), 15 % metanol dan sisanya adalah Air.
Pengertian Formalin dalam Ilmu Kimia, Formalin adalah senyawa organik yang termasuk dalam kelompok Aldehid dengan rumus molekulnya CH2O dikenal dengan nama Formaldehid atau metanal.
Kegunaan Formalin
Formalin biasanya digunakan sebagai bahan perekat kayu lapis. Formalin juga digunakan untuk desinfektan (pembersihan dari bakteri dan kuman) pada peralatan rumah sakit.
Pengawetan mayat di rumah sakit dan pengawetan sel organisme (tumbuhan & hewan) juga menggunakan larutan Formalin.
Bahaya formalin
Bahaya formalin ialah pada saat secara langsung terkonsumsi, baik itu terhirup ataupun terkena pada makanan yang kita konsumsi. Pada konsentrasi yang pekat, dampak dari formalin dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi, pemicu kanker dan dapat pula menyebabkan kulit terbakar. Jika tertelan Formalin sebanyak 30ml atau 2 sendok makan, maka dapat menyebabkan kematian akibat keracunan.
Kejadian yang paling sering terjadi ialah pengguanan formalin sebagai pengawet bahan makanan. Dengan cara ini, bahan makanan akan awet lebih lama. Tetapi karena bahayanya, maka penggunaan formalin sebagai pengawet makanan dilarang keras.
Adanya formalin atau tidak dalam makanan bisa dengan tes kalium permanganat Uji ini cukup sederhana, dengan melarutkan serbuk kalium permanganat di air hingga berwarna pink (merah jambu) Perubahan warna pada larutan dari warna merah jambu pudar, maka menunjukan sampel tersebut mengandung formalin (Wardani, 2006)