Banyak cara yang bisa dilakukan agar makanan bisa tahan lama dan awet, yaitu dengan cara menyimpan makanan yang baik, sehingga dapat menghindari kerusakan pada makanan serta dapat menghemat uang. Hal ini sangat penting dilakukan agar makanan dalam kondisi yang baik.
Penyimpanan makanan yang baik dapat dilakukan dengan sangat mudah, diantaranya:
1. Menyimpan Makanan pada Suhu Ruangan
Penyimpanan bahan makanan merupakan satu dari prinsip higiene dan sanitasi makanan. Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah yang banyak (untuk katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan tersebut.
Cara menyimpan makanan yang baik dapat diterapkan dengan menggunakan metode “First in, first out” (FIFO) atau “pertama masuk, pertama keluar”, adalah ungkapan umum yang digunakan di dapur restoran untuk memastikan agar makanan tetap segar, di mana pun disimpan.
Restoran memeriksa banyak bahan makanan yang dikirimkan oleh setiap truk, hal ini biasanya berarti hanya ada satu atau dua bahan makanan yang harus diputar ke depan. Untuk makanan rumah, hal ini berarti makanan yang dikalengkan, makanan kotak, dan pasokan yang tahan lama harus diberi tanggal saat dibeli. Hal ini memastikan kalau bahan makanan yang lebih baru tidak dibuka lebih dahulu.
2. Menyimpan Makanan pada Suhu Rendah
Atur kulkas dengan suhu optimal. Kulkas harus diatur pada suhu atau di bawah suhu 4,4 derajat Celsius. Zona berbahaya suhu makanan, yaitu kisaran suhu di mana bakteri tumbuh subur, adalah antara 5-60 derajat Celsius. Makanan yang disimpan pada suhu ini rentan mengalami pertumbuhan bakteri yang bisa memicu keracunan makanan. Simpan selalu makanan matang sesegera mungkin.
Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan makanan, antara lain kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan mikrobiologis, namun dapat menimbulkan kerusakan lainnya yang terjadi akibat proses pendinginan dan pembekuan itu sendiri. Pemakaian suhu rendah sebagai cara menyimpan makanan yang baik untuk mengawetkan bahan pangan tanpa mngindahkan syarat-syarat yang diperlukan oleh masing- masing bahan, dapat mngakibatkan kerusakan-kerusakan bahan pangan sebagai berikut :
- Chilling injury
- Freezing Injury
- Kerusakan oleh bahan pendingin / refrigeran
- Freezing burn. Kehilangan air dari bahan yang didinginkan akibat pengeringan
- Denaturasi protein, dll.
3. Mengawetkan Makanan Dengan Proses Pembekuan
Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan makanan, antara lain kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan mikrobiologis. Pada pengawetan dengan suhu rendah dibedakan antara pendinginan dan pembekuan. Pendinginan dan pembekuan merupakan salah satu cara pengawetan yang tertua.
Pendinginan atau refrigerasi ialah penyimpanan dengan suhu rata-rata yang digunakan masih di atas titik beku bahan. Kisaran suhu yang digunakan biasanya antara – 1oC sampai + 4oC. Pada suhu tersebut, merupakan cara menyimpan makanan yang baik sehingga pertumbuhan bakteri dan proses biokimia akan terhambat.
Pendinginan biasanya akan mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada jenis bahan pangannya. Pendinginan yang biasa dilakukan di rumah-rumah tangga adalah dalam lemari es yang mempunyai suhu –2 sampai 16 derajat Celcius.
Pembekuan atau freezing ialah penyimpanan di bawah titik beku bahan, jadi bahan disimpan dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik dapat dilakukan pada suhu kira-kira –17 derajat Celcius atau lebih rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri sama sekali berhenti. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu antara – 12 sampai – 24 derajat Celcius. Dengan pembekuan, bahan akan tahan sampai bebarapa bulan, bahkan kadang-kadang beberapa tahun sebagai hasil dari cara menyimpan makanan yang baik.
- Menghindari Kontaminan Pada Makanan
Salah satu tanda buruknya keamanan pangan, termasuk di rumah tangga, adalah terjadinya kontaminasi bahan pangan. Perilaku sederhana di rumah bisa menyelamatkan keluarga dari efek samping akibat kontaminasi antar-makanan seperti risiko keracunan pangan yang memicu berbagai penyakit.
Penerapan cara menyimpan makanan yang baik dapat mencegah keracunan pada makanan, yang tidak hanya terjadi pada perseorangan, tapi juga bisa terjadi dalam skala besar atau masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).
Menurut WHO, KLB keracunan pangan atau foodborne disease outbreak sebagai kejadian di mana terdapat dua orang atau lebih menderita sakit setelah mengonsumsi pangan yang secara epidemiologi terbukti sebagai sumber penularan. Sementara di Indonesia, KLB seringkali terjadi sangat mendadak, mengena banyak orang, dan dapat menimbulkan kematian.
Empat cara ini perlu diterapkan agar makanan dapat terjaga dari kerusakan-kerusakan yang dapat menimbulkan efek negatif pada kesehatan tubuh manusia.