Musa paradisiaca
Pisang adalah salah satu buah yang memiliki rasa manis dan pas di lidah. Oleh karena itu, siapa yang tidak menyukai buah pisang? Teksturnya yang padat sekaligus lembut membuat ia banyak diminati. Hal lain yang harus Anda ketahui, selain nikmat, buah pisang juga sehat. Banyak mitos yang mengatakan konsumsi pisang akan membuat kita kegemukan. Faktanya, jika Anda mengkonsumsi pisang dengan jumlah kurang dari 140 buah per hari, maka pisang justru menyehatkan. Bahkan bagi sebagian orang, pisang adalah sahabat diet yang baik.
Pisang atau Musa paradisiaca adalah salah satu komoditas hortikultura yang berpeluang sangat tinggi sebagai bahan diversifikasi pangan, food security dan agribisnis di Indonesia. Potensi ini bukan saja karena karbohidrat, nutrisi, mineral dan kandungan seratnya yang sangat memenuhi persyaratan sebagai komoditi pangan dan makanan diet tetapi juga permasalahan yang timbul pada saat panen raya dimana jumlah pisang melimpah dan menumpuk terutama di sentra produksi pisang seperti di Provinsi Lampung.
Keuntungan Diversifikasi Pisang
Pengolahan pisang menjadi tepung merupakan alternatif diversifikasi komoditas pisang dalam mengantisipasi hal tersebut dan mengurangi ketergantungan terhadap terigu serta produk berbahan baku beras.
Hal ini juga mendukung empat sukses Kementerian Pertanian yaitu:
1. pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
2. peningkatan diversifikasi pangan
3. peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor
4. peningkatan kesejahteraan petani.
Manfaat lain dari pengolahan tepung pisang, yaitu:
1. Lebih tahan disimpan
2. Lebih mudah dalam pengemasan dan pengangkutan
3. Lebih praktis untuk diversifikasi produk olahan
4. Mampu memberikan nilai tambah buah pisang
5. Mampu meningkatkan nilai gizi buah melalaui proses fortifikasi selama pengolahan
Pembuatan dan Aplikasi Tepung Pisang
Tepung pisang dapat digunakan sebagai formula kue, substitusi terigu serta makanan bayi. Secara garis besar dilakukan penambahan sodium metabisulfit pada proses pembuatan tepung yang bertujuan untuk mengatasi pencoklatan atau browning pada tepung pisang dengan konsentrasi tertentu lalu diaplikasikan pada 4 macam-macam pisang yang akan digunakan. Diversifikasi produk olahan tepung pisang sebagai tepung komposit menjadi makanan bayi, biskuit rasa pisang, aneka snack dan bakery dilakukan dengan mencari formula yang terbaik dengan beberapa variasi perlakuan penambahan tepung pisang dan meminimalkan gula dalam adonan, sehingga mendapatkan produk olahan yang disukai konsumen dengan menghemat penggunaan gula.
Tanpa mengulur waktu lagi. Simak cara pembuatan tepung pisang berikut ini:
1.Pastikan Anda memilih pisang yang sudah cukup matang atau tua, dan yang berkualitas baik tanpa cacat apapun. Kemudian kupas kulitnya dan potong-potong hingga berukuran kecil. Gunakan pisau yang steril.
2. Potongan pisang tadi kemudian direndam di dalam air matang bersih yang telah dicampurkan dengan sodium metabisulfait. Durasi perendaman selama kurang lebih 10 menit. Perendaman ini dilakukan dengan tujuan agar getah pada buah pisang lenyap sempurna. Sebab, jika getah masih menempel, kualitas tepung kurang maksimal.
3. Setelah 10 menit, tiriskan potongan pisang tadi dalam sebuah wadah yang berpori.
4. Setelah bersih dari larutan rendaman, susun pisang di sebuah wadah bersih untuk kemudian dijemur di bawah terik sinar matahari. Penjemuran kira-kira memakan waktu kurang lebih 2 hari.
5. Setelah kering sempurna, potongan pisang tersebut kemudian digiling atau dihaluskan dengan cara ditumbuk. Akan jauh lebih baik jika Anda menggunakan mesin penghalus beras agar hasil jauh lebih sempurna. Setelah selesai, segera kemas tepung pisang dalam wadah penyimpanan tertutup dan selanjutnya siap untuk digunakan.
Setelah diolah menjadi tepung pisang, tepung tersebur dapat di aplikasikan menjadi produk lanjut. Aplikasi Penggunaan tepung pisang yang dapat diterapkan diantaranya:
1. Bubur balita
Pembuatan bubur balita, ada 3 macam yaitu tepung pisang yang dicampur dengan tepung beras (PIRAS), tepung terigu (PIGU) atau tepung kacang ijo (PIJO). Adapun komposisi bubur bayi ini adalah 40% tepung pisang, 30% tepung beras/tepung terigu/tepung kacang ijo, 30% tepung susu, kemudian ditambah dengan gula sebanyak 10% dari total berat tepung. Pembuatan bubur balita dilakukan dengan cara mencampur tepung, susu dan gula. Tambahkan air dan campur hingga merata. Masak diatas api kecil sambil diaduk terus hingga matang/mengental.
2. Cheese stick asin
Bahan baku kue kering cheese stick asin, dibuat dari campuran 25% tepung pisang + 58% tepung terigu + 17% tepung tapioka, kemudian dicampur dengan tambahan bahan lain yaitu margarine, telur, bumbu dan air. Semua bahan dibuat adonan, kemudian dibuat lembaran tipis dan dipotong kecil panjang seperti stick, setelah itu digoreng.
3. Kue cake
Pembuatan kue cake dari bahan baku 100% tepung pisang. Tepung pisang dicampur dengan bahan tambahan lain (margarine, gula aren, selai kacang tanah, madu, telur, coklat bubuk, kismis, dan buah cherry). Proses pengadonan dilakukan dengan mixer, sedangkan proses pemasakan menggunakan oven. Kue cake dari tepung pisang mempunyai tekstur agak remah, oleh karena itu dapat pula dicampur dengan tepung terigu.
4. Aneka kue kering
Kue kastengels, kue putri salju, kue janhagel, cake black forest, cake keju dapat dibuat dari bahan baku tepung pisang dan tepung terigu dengan perbandingan 50%:50%.
5. Mie
Pembuatan mie, dengan komposisi 20% tepung pisang dan 80% tepung terigu, dengan bahan tambahan lain yaitu garam, soda abu, telur, dan air. Semua bahan dibuat adonan, dibentuk lembaran menggunakan alat pembuat mie, dipotong bentuk mie, dan direbus. Penggunaan tepung pisang pada pembuatan mie hanya sebanyak 20%, hal ini disebabkan karena tekstur mie yang harus bersifat kenyal.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang ingin mencoba diversifikasi olahan pisang. Selamat mencoba!