Edible packaging – Dewasa ini mungkin bisa dibilang era nya kemasan plastik. Mulai dari untuk mengemas produk manufactur hingga pangan umumnya menggunakan plastik.
Lalu, mulailah perdebatan timbulnya banyak penyakit degenerative disebabkan oleh tingginya penggunaan plastic.
Sehingga, banyak penelitian yang mencoba mencari solusi alternatif pengganti plastic sebagai kemasan. Berbagai penelitian mulai mengarah ke jenis pengemas edible packaging.
Edible packaging adalah kemasan yang bersifat plastis, tidak berwarna, berasa, dan berbau yang dapat dimakan bersama dengan bahan yang dikemasnya.
Jenis kemasan ini mempunyai sifat yang sama dengan plastic. Dengan semakin berkembangnya penelitian mengenai jenis pengemas yang alami ini, diharapkan ketergantungan akan kemasan plastic dapat menurun.
Pembuatan jenis kemasan edible packaging ini dimulai dari adanya keresahan para pemerhati lingkungan yang menilai penggunaan plastic tidak ramah lingkungan.
Karena masa penguraiannya membutuhkan ratusan tahun lamanya. Didasari hal itu, para peneliti mulai meramu dan merancang penelitian untuk mencari sesuatu yang baru yang dapat menggantikan penggunaan plastic.
Pembuatan edible packaging ini cukup mudah, dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang tersedia dialam.
Seperti wax, cellulose, CMC, plasticizers, dan air. Bahan-bahan tersebut jika diramu secara tepat dapat menghasilkan edible packaging.
Selain itu, limbah cangkang kepiting dan udang juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kemasan ini karena mengandung senyawa yang bernama kitin dan kitosan.
Edible packaging ini aman untuk dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek samping. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui tingkat keamanannya.
Hingga, siap untuk dikembangkan ke skala industry. Meskipun sebenarnya kemasan ini sudah banyak ditemukan pada produk sosis, namun penggunaanya masih di kombinasikan dengan kemasan plastic.
Kemasan ini juga dapat bermanfaat sebagai agen penambah masa simpan produk karena sirkulasi udara kebahan bersifat minimal, sehingga proses respirasi dapat ditekan.
Selain itu, kombinasi dengan zat antioksidan juga dapat dilakukan untuk menambah sifat fungsional bahan pangan yang dikemas.
Perlu dukungan dari segala pihak untuk mengembangkan kemasan jenis ini menuju skala industry.
Meskipun tahapan pilot plan sudah banyak dilakukan, belum adanya keseriusan dalam mengaplikasikan kemasan ini kedalam produk-produk pangan masih menjadi kendala.
Oleh karenanya, semua pihak dan elemen diharapkan dapat bersinergi untuk mewujudkan edible packaging ini secara nyata untuk mereduksi penggunaan kemasan pastik yang semakin merusak.