Pada era modern, banyak sekali teknologi pangan yang berkembang dengan sangat pesat. Teknologi yang bisa menghasilkan produk-produk dengan kualitas yang baik dan memiliki nilai tersendiri. Salah satunya adalah teknologi pengolahan dari bahan hasil pertanian seperti singkong yang diolah menjadi beras siger. Pasti sudah tidak asing lagi kan?
Beras Siger adalah produk diversifikasi pangan yang diolah dari ubi kayu atau singkong, sejenis makanan pokok pengganti beras yang dimodifikasi dari tiwul (instan). Singkong atau ubi kayu adalah produk pertanian yang memiliki beberapa karakteristik yaitu mudah rusak, bersifat musiman dan beragam, sehingga perlu diolah menjadi produk yang mana melalui proses pemasakan singkat dapat menjadi makanan siap saji.
Bahan baku utama dari beras siger adala ubi kayu atau singkong. Pengolahan beras siger yang berbahan dasar singkong dilakukan untuk memanfaatkan hasil panen singkong yang melimpah. Sedangkan singkong sendiri memiliki karakteristik yang mudah rusak apabila tidak langsung diolah. Sehingga produk beras siger merupakan salah satu cara untuk mencegah singkong rusak secara percuma. Selain itu, pengolahan singkong menjadi beras siger dapat menaikkan nilai tambah dari singkong itu sendiri. Sehingga memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Beras siger diproses dengan metode granulasi. Warna beras siger yang relatif lebih cerah direkayasa pada tahap penyiapan tepung dengan cara mempersingkat waktu pengeringannya. Secara umum tahapan proses pembuatan beras siger meliputi pengupasan dan pencucian singkong, pengirisan dalam bentuk irisan tipis/chips, pengeringan I, perendaman, pengeringan II, penepungan, pembentukan butiran, pemasakan, pengeringan lanjutan, dan penggilingan. Pada proses pembentukan butiran menggunakan mesin ekstruder. Mesin ekstruder merupakan kunci untuk menghasilkan produk olahan memiliki bentuk yang menyerupai beras. Mesin ini mengkombinasikan pemanasan dan pengepresan sehingga membutuhkan presisi yang tepat dalam aplikasinya. Untuk proses penyajiannya sama dengan beras yang dari padi.
Apabila dilihat dari segi ekonomi, beras siger diolah untuk meningkatkan nilai tambah dari singkong. Tetapi apabila dilihat dari segi kandungan dan kesehatan, beras siger memiliki kandungan yang sedikit berbeda dengan beras yang berasal dari padi. Beras siger memiliki kandungan protein yang lebih rendah dibandingkan beras padi. Lalu serat kasar pada beras siger lebih besar dibandingkan dengan beras yang berasal dari padi, sehingga memiliki potensi sebagai pangan fungsional. Dan yang terpenting adalah beras siger memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan beras padi. Namun jangan khawatir, meskipun beras siger memiliki kandungan karbohidrat lebih besar tetapi daya cerna dalam tubuh lebih lambat. Selain itu, beras siger memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan dengan beras dari padi.
Oleh karena itu, beras siger sangat baik untuk penderita diabetes karena daya cerna dan indeks glikemiknya rendah, serta baik untuk orang yang memiliki kolestrol yang tinggi karena kandungan serat kasarnya yang tinggi.