Persoalan pangan bagi Indonesia masih memerlukan perhatian sungguh-sungguh. Banyak kasus kurang gizi salah satunya disebabkan oleh kurangnya konsumsi bahan pangan pokok. Akses masyarakat terhadap bahan pangan juga belum merata. Keberadaan program bantuan pangan (beras untuk orang miskin) adalah bukti bahwa masih banyak penduduk yang belum mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan pangan mereka. Sebenarnya keadaan tersebut berbanding terbalik dan sangat berbeda dengan keadaan negara kita yang agraris dengan banyaknya petani dan ditambah lagi iklim negara yang tropis sangat cocok untuk menanam tanaman pokok seperti beras. Seharusnya, kebutuhan pangan pokok merata di seluruh Indosesia, namun kenyataannya konsumsi bahan pangan pokok di Indonesia masih kurang, dan pemerintah masih harus melakukan impor beras dari negara lain.

Salah satu kesalahan terbesar adalah, pemerintah dari masa orde lama, orde baru, hingga sekarang, masih menggantungkan kebutuhan pangan pokok terhadap beras. Kemampuan untuk meningkatkan produksi beras dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya adalah pembukaan lahan yang semakin mahal harganya dan berkurangnya lahan, konsumsi air yang tinggi yang akan meningkatkan investasi untuk irigasi, perubahan iklim, serangan hama, dan padi bukan tanaman pangan local.
Sumber utama energi (bahan bakar) tubuh adalah karbohidrat. Energi yang berada dalam karbohidrat dapat dengan mudah dilepas untuk memenuhi kebutuhan mendesak sel-sel dalam tubuh. Jika karbohidrat tidak tersedia, maka gerakan menjadi sangat lemah.Semua karbohidrat dibentuk dari gula. Banyak jenis dan bentuk gula, tetapi di dalam tubuh semua karbohidrat akan dikonversi kembali menjadi glokosa yang merupakan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gula lain yang banyak dijumpai di dalam bahan makanan adalah fruktosa dalam buahan, laktosa dalam susu, dan galaktosa. Sebagian besar gula akan dicerna, diserap, dan dikonversi menjadi glukosa.