Apa yang Dimaksud dengan Good Manufacturing Practice?
Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) atau Good Manufacturing Practices merupakan pedoman-pedoman mengenai cara memproduksi makanan yang baik dengan memenuhi segala persyaratan yang telah ditentukan.
Good Manufacturing Practices (GMP) adalah sistem yang memuat persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh industri makanan dan kemasan, terkait dengan keamanan pangan, kualitas dan persyaratan hukum.
Standar umum yang dipergunakan adalah Title 21 Code of Federal Regulation (CFR) part 110 “Good Manufacturing Practices in Manufacturing, Packing, or Holding Human Food” and “General Principles Food Hygiene, WHO/FAO International Code Practice”. Standar ini adalah yang standar yang umum diterapkan dalam industri yang makanan dan kemasan. Implementasi yang efektif dari System Management dengan menerapkan konsep Hygiene & Sanitation pada system Good Manufacturing Practices / GMP akan memberikan keyakinan dan manfaat dalam usaha industri makanan dan industri kemasan terkait
Aspek Yang Perlu Diperhatikan
I. Bangunan Pabrik: Konstruksi bangunan pabrik yang higenis sangat penting untuk menunjuang CPMB. Beberapa hal yang harus diperhatikan, ialah struktur suara, keamanan, layout pabrik yang baik, ruang yang cukup untuk memenuhi tujuan produksi, dan pemisahan ruangan pengolahan dengan rangan lain, seperti gudang, penyimpanan, dan fasilitas lain, pemilihan lokasi dan tata letak pabrik harus sangat diperhatikan.
- Pemantauan terhadap Faktor Luar yang Memengaruhi Hasil Produk
- Ruangan Harus Ditata Sedemikian Rupa untuk Melancarkan Proses Produksi dari Bahan Baku sampai Produk Jadi
- Ketahanan, Keutuhan, dan Kebersihan dari Permukaan Bangunan dan Fasilitas (Lantai, Dinding, dan Langit-Langit)
- Pemantauan Lingkungan
- Prinsip Perancangan
II. Manajemen Perusahaan:
- Komitmen
- Pengelolaan Sumber Daya
- Operasional
- Pemantauan dan Evaluasi
- Peningkatan Sistem
III. Utilitas Pabrik:
- Steam
- Air Compressed
- Air
- Listrik
IV. Pemeliharaan Alat
V. Penyimpanan
VI. Peralatan
Manfaat Penerapan GMP
Manfaat GMP diantaranya adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan kepercayaan pelanggan;
- Meningkatkan image dan kompetensi perusahaan/organisasi;
- Meningkatkan kesempatan perusahaan/organisasi untuk memasuki pasar global melalui produk/kemasan yang bebas bahan beracun (kimia, fisika dan biologi);
- Meningkatkan wawasan dan pengetahuan terhadap produk;
- Berpartisipasi dalam program keamanan pangan;
- Menjadi pendukung dari penerapan sistem manajemen mutu.
Penerapan GMP dapat mengacu berbagai referensi, namun sejauh ini tidak ada standar internasional yang bersifat official seperti halnya standar ISO. Oleh karena itu berbagai negara dapat mengembangkan standar GMP tersendiri, seperti di Indonesia terdapat berbagai standar GMP yang di terbitkan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) sesuai dengan jenis produk yang di hasilkan. Sebagai contoh beberapa standar GMP tersebut:
- Standar GMP untuk industria obat-obatan di sebut dengan CPOB ( Cara Pembuatan Obat yang Baik)
- Standar GMP untuk industri makanan di sebut dengan CPMB (Cara Pembuatan Makanan yang Baik)
- Standar GMP untuk industri kosmetik di sebut dengan CPKB ( Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik)
- Standar GMP untuk industri obat tradisional di sebut dengan CPOTB ( Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik)
Prinsip Dasar GMP
Prinsip dasar GMP adalah mutu dan keamanan produk tidak dapat dihasilkan hanya dengan pengujian ( Inspection/ testing), namun harus menjadi satu kesatuan dari proses produksi. Oleh karena itu cakupan secara umum dari penerapan standar GMP adalah:
- Desain dan fasilitas
- Produksi (Pengendalian Operasional)
- Jaminan mutu
- Penyimpanan
- Pengendalian hama
- Hygiene personil
- Pemeliharan, Pembersihan dan perawatan
- Pengaturan Penanganan limbah
- Pelatihan
- Consumer Information (education)
Indikator Good Manufacturing Practice
- Bangun Komitmen di Antara Stakeholder
Hal mendasar yang harus diperhatikan sebelum mulai menerapkan GMP yakni membangun komitmen di antara seluruh stakeholder perusahaan, mulai dari pemilik, pemimpin, hingga karyawan. Pasalnya, kesuksesan sebuah proses menuntut kerja sama antara seluruh elemen sumber daya manusia perusahaan. - Bentuk Tim yang Solid
Setelah komitmen terbangun di antara seluruh elemen sumber daya manusia yang ada di perusahaan, maka langkah selanjutnya yang diperlukan adalah membentuk tim yang solid. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan tim yakni penanggung jawab yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas untuk memimpin tim. - Tentukan Standar Referensi GMP
Tidak hanya membentuk tim yang solid, setiap perusahaan juga perlu menentukan standar referensi yang efektif dan sesuai. Setiap perusahaan jelas memiliki standar referensi yang berbeda-beda. Namun secara umum, standar referensi ini terkait beberapa hal seperti produksi, desain, fasilitas, jaminan, serta ruang penyimpanan produk. - Terapkan Indikator
Selain menentukan standar referensi GMP, perusahaan di berbagai bidang juga perlu menerapkan indikator-indikator yang efektif. Hal ini untuk mengurangi kesalahan-kesalahan fatal yang bisa saja terjadi. Selanjutnya, evaluasi terhadap kinerja penerapan GMP pun penting untuk dilakukan agar tidak muncul lagi kesalahan. - Bangun Kesadaran Individu
Terakhir, faktor yang penting untuk diperhatikan yaitu membangun kesadaran individu baik di level manajer, supervisor, hingga karyawan dan staf lainnya sehingga semua orang berkomitmen terhadap GMP. Hal ini dikarenakan oleh pentingnya menjaga konsistensi terhadap sebuah sistem yang telah diterapkan agar bisa terus berkelanjutan.