Sudah banyak inovasi dalam pemanfaatan limbah, baik limbah dari pabrik maupun limbah dari tanaman ataupun hewan. Salah satu pemanfaatan limbah adalah limbah yang dijadikan makanan hewan atau pakan ternak. Seperti apa tuh? Mau tau? Yuk simak artikelnya…
Permasalahan yang sering dihadapi dalam usaha pengembangan ternak ruminansia, terutama sapi adalah pengadaan pakan. Pakan merupakan salah satu faktor terpenting, dalam semua usaha peternakan, baik ternak ruminansia maupun ternak unggas. Besarnya pengaruh pakan terhadap produksi menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk pakanpun tidak bisa dianggap ringan. Sekitar 60 – 80 % dari keseluruhan biaya produksi ditentukan oleh faktor biaya pakan. Efisiensi terhadap pengolahan pakan mempunyai arti yang sangat penting guna menekan biaya pakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengganti bahan pakan yang relatif mahal dengan bahan yang relatif murah namun tetap memperhatikan nilai gizi dan ketersediaan bahan pengganti.
Salah satu langkah untuk mengurangi keterbatasan pakan adalah dengan pemanfaatan limbah hasil pertanian sebagai pakan ternak. Limbah adalah sisa atau hasil ikutan dari produk utama limbah. Limbah pertanian adalah bagian tanaman pertanian diatas tanah atau bagian pucuk, batang yang tersisa setelah dipanen atau diambil hasil utamanya dan merupakan pakan alternatif yang digunakan sebagai pakan ternak.
Sumber limbah pertanian diperoleh dari komoditi tanaman pangan, dan ketersediaanya dipengaruhi oleh pola tanam dan luas areal panen dari tanaman pangan di suatu wilayah. Jenis limbah pertanian sebagai sumber pakan antara lain : limbah kelapa sawit, limbah kulit kopi, limbah tebu, limbah tanaman padi, tanaman jagung, tanaman kedelai, tanaman kacang tanah, tanaman ubi kayu, tanaman ubi jalar, dan lainnya.
- Limbah Kelapa Sawit
Kelapa sawit ini mempunyai potensi biomassa yang melimpah sebagai sumber alternatif pakan ternak. Banyaknya perusahaan pengolahan kelapa sawit akan mendukung pakan ternak dari hasil samping industri kelapa sawit yang berupa lumpur sawit (solid decanter), bungkil inti sawit (palm kernel cake), dan bagian pelepah. lumpur sawit merupakan limbah sawit yang paling disukai oleh ternak sapi diantara limbah sawit lainnya. Lumpur ini dapat diberikan pada sapi dalam bentuk segar maupun difermantasi bersama bahan lain. Sedangkan bungkil inti sawit merupakan bahan baku pakan yang cukup potensial sebagai sumber protein berkisar 18-22%. Salah satu kelemahan dari bungkil inti sawit untuk digunakan sebagai bahan baku pakan ternak adalah disebabkan kandungan seratnya lebih tinggi dibandingkan bahan pakan sumber protein lainnya.
- Limbah Kulit Kopi
Dari pengolahan kopi tersebut akan menghasilkan ±65% biji kopi dan ±35% limbah kulit kopi yang mana limbah kulit kopi tersebut masih bisa dimanfaatkan, salah satunya menjadi alternatif pakan ternak. Untuk dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, limbah kulit kopi dapat difermentasi untuk meningkatkan kandungan nutrisinya. Fermentasi kulit kopi biasanya menggunakan larutan Aspergillus niger. Letakkan hasil fermentasi di tempat yang teduh dari hujan dan sinar matahari langsung. Kemudian diamkan selama 5-6 hari untuk proses fermentasi. Keringkan hasil fermentasi kemudian giling sesuai kebutuhan dan limbah kulit kopi terfermentasi siap digunakan sebagai pakan ternak.
- Limbah Tebu
Pucuk tebu merupakan limbah tanaman yang sangat potensial untuk digunakan sebagai pakan ternak. Pucuk tebu memiliki daya cerna 60–62% lebih baik daripada jerami padi sebanyak 29-42% yang dapat digunakan sebagai pengganti rumput gajah pada penggemukan sapi. Molases adalah tetes tebu yang umumnya digunakan sebagai sumber energi. Molases dapat memberikan hingga 80% energi untuk sapi potong dan pertambahan berat badan harian antara 0,7-0,9/kg/hari pada saat persediaan rumput terbatas.
- Tanaman Jagung
Setelah produk utamanya dipanen hasil ikutan tanaman jagung dapat dijadikan sebagai pakan ternak ruminansia, yaitu berupa jerami, klobot dan tongkol jagung baik sebelum atau sesudah melalui proses pengolahan.
- Tanaman Ubi Kayu
Tanaman ubi kayu (Cassava) merupakan makanan pokok nomor tiga setelah padi dan jagung di Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman tropis yang potensial dan sangat penting sebagai pakan ternak sumber energi (umbi) dan protein (daun) dalam jumlah besar.