Penanganan Pasca Panen Cabai
Penanganan pasca panen komoditi pertanian yang baik sangat diperlukan karena karakteristik dari rata-rata komoditi tersebut terkenal membutuhkan tempat besar dan mudah rusak. Selain itu, komoditi pertanian memiliki mutu yang beragam sehingga seringkali menurunkan mutu dan harga jualnya.Kali ini kita akan membahas penanganan pasca panen cabai segar. Diketahui dari beberapa sumber mengatakan bahwa cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai dari pemanenan sampai pengangkutan harus dilakukan secara hati-hati, bila tidak maka penanganan akan membuat cabai mudah rusak dan menyebabkan penyusutan terhadap bobot cabai.
Faktor Kerusakan Cabai
Kerusakan yang terjadi pada cabai dapat terjadi secara mekanis dan fisik. Kerusakan mekanis umumnya terjadi selama pengemasan dan pengangkutan dan kerusakan fisik dapat disebabkan oleh lingkungan tempat penyimpanan cabai terlalu lembab (90%) atau suhu tropis yang tinggi. Kerusakan fisik ini ditandai dengan membusuknya cabai segar yang disimpan. Kelembaban lingkungan tidak boleh kurang dari 80% karena bisa menyebabkan cabai kering sehingga cabai tampak keriput dan terlihat tidak segar lagi.
Untuk menghasilkan kualitas cabai yang baik harus harus dilakukan proses penanganan pasca panen cabai yang baik dan benar melalui beberapa tahapan yaitu panen, pengumpulan hasil panen, pengangkutan ke bangsal panen, pre-cooling, pembersihan, sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan sementara dan distribusi.Proses ini sangat penting untuk menurunkan tingkat kehilangan hasil sehingga dapat memperpanjang umur simpan, meningkatkan daya saing dan kualitas dan kontinuitas cabai.
Penanganan Pasca Panen Cabai
Berikut ini ulasan mengenai penanganan pasca panen cabai segar yang baik dan benar:
1.PANEN
Menentukan umur panen ditandai berdasarkan umur simpan dan kondisi fisik cabai.Untuk umur, cabai besar 70-85 hari setelah tanam, cabai rawit 60-90 hari setelah tanam. Sedangkan untuk fisik yaitu warna cabai minimal 90% rata dan bentuk cabai seragam. Perhatikan cuaca ketika akan memanen cabai, sebaiknya dilakukan pagi hari ketika udara dingin, panen sebaiknya tidak dilakukan ketika habis hujan atau pada saat terik matahari.
2.CARA PANEN
Panen dilakukan dengan memetik cabai beserta tangkainya dengan tangan. Dipetik satu-persatu secara manual dengan tangan. Cabai yang sudah dipetik dipisahkan antara yang baik dan yang rusak atau berpenyakit kedalam wadah yang berbeda.Selama memanen cabai pekerja harus mengenakan sarung tangan.
3.PENGUMPULAN HASIL PANEN
Pengumpulan sementara dilakukan di lahan produksi dan harus terhindar dari sinar matahari langsung atau ternaungi.Cabai disusun rapi didalam keranjang plastik. Cabai dalam keranjang dibawa ke bangsal pasca panen yang dekat dengan lahan produksi.Lakukan pre-cooling dengan membasahi produk dengan air.Cabe yang telah dipanen terlebih dahulu dilakukan penanganan segera atau perlakuan FIFO/First In, First Out (Pertama Masuk, Pertama Keluar).
4.PRE-COOLING
Cuci dengan air bersih yang mengalir apabila kondisi cabe sangat kotor. Jika cabe bersih cukup dilakukan pengelapan dengan kain basah kemudian cabe di lap secara hati-hati dengan kain kering atau diangin-anginkan menggunakan kipas atau blower, buang tangkai cabe secara manual apabila ada permintaan khusus.Hamparkan cabe dan pisahkan cabe yang rusak, retak, busuk, cabe terlalu kecil dan keriput.Sortasi bisa dilakukan di lantai yang bersih atau beralaskan terpal atau diatas meja sortasi.
5.GRADING
Pemutuan didasarkan pada kelompok mutu tertentu sesuai permintaan pasar, bisa berdasarkan warna, kepadatan, kebersihan, bebas penyakit dan kerusakan. Dan digolongkan sesuai kebutuhan pasar, yakni :
a)Pasar lokal
Kualitas A : Cabe merah utuh, bersih, sehat, normal tanpa cacat.
Kualitas B : Ukuran kecil ( < 10 cm untuk cabe merah) tercampur dengan cabe berbentuk abnormal. b)Pasar swalayan Ukuran besar (>10 cm), tingkat kemasakan 85%, kualitas prima tanpa cacat
c)Restoran atau rumah
Warna merah menyala ( 100% masak penuh ), ukuran bebas tidak cacat
D)Pasar Ekspor
- Cabe merah besar
Mutu 1 : p 12-14 cm, d 1,5-1,7 cm
Mutu 2 : p 9-11 cm, d 1,4-1,5 cm
Mutu 3 : p <9 cm, d <1,3 cm - Cabe merah keriting
Mutu 1 : p >12-14 cm, d >1,3-1,5 cm
Mutu 2 : p 10- >12 cm, d 1,0 < 1,2 cm
Mutu 3. P <10 cm, d <1,0
6.PENGEMASAN
Bahan kemasan yang digunakan dari bahan yang aman dan tidak merusak cabe. Pembagian berdasarkan pasar :
Luar daerah menggunakan kardus yang dilubangi untuk ventilasi udara
Pasar swalayan dikemas menggunakan tray dan ditutup dengan plastik wrapping atau kemasan dengan plastik transparan yang dilubangi dengan berat 0,25-0,5 kg
Restoran atau rumah dikemas dengan kantong plastik yang dilubangi dengan ukuran 5 kg
Ekspor dikemas dengan kardus khusus dari eksportir lengkap dengan nama dagang dan tanggal panen, kardus diberi lubang kecil dengan ukuran kardus untuk kapasitas 15-20 kg.
7.PENYIMPANAN
Siapkan tempat penyimpanan yang bersih aman dari gangguan hama penyakit dan mempunyai aliran udara yang baik. Untuk penyimpanan jangka panjang suhu penyimpanan 0°C dengan kelembaban 95% dapat mempertahankan cabe merah sampai 40 hari dengan tingkat kerusakan 4%.Untuk penyimpanan sementara cukup di dalam gudang dengan atau tanpa pendingin suhu.
8.DISTRIBUSI
Hal yang perlu diperhatikan ketika mengantarkan produk dari produsen ke konsumen adalah :
1)Karakteristik produk
2)Sarana pengangkutan
3)Lamanya perjalanan
4)Tumpukan kemasan selama pengangkutan
5)Kondisi jalan
6)Pengemudi yang baik dan paham tentang mutu cabe
Perlu diketahui bahwa dengan melaksanakan penanganan pasca panen dengan baik dan benar, kita dapat menekan kehilangan hasil dari 25-40% menjadi seminimal mungkin serta dapat memenuhi permintaan konsumen akan produk sehat dan bermutu.Juga dengan meningkatkan kualitas produk maka kita bisa memiliki kualitas produk dengan daya saing yang tinggi di pasaran dan memberikan keuntungan finansial yang lebih baik bagi seluruh agribisnis cabai.