Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraksi. Ekstraksi minyak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan. Cara ekstraksi yang biasa dilakukan adalah metode Wet Rendering, yaitu proses yang umumnya digunakan untuk membuat tepung ikan. Tahap proses ini meliputi kombinasi perebusan dan pengeringan dengan menggunakan uap panas pada keadaan hampa. Pengadukan secara lambat dilakukan selama pengeringan dan dilakukan pengepresan untuk memisahkan daging dan minyak ikan. Tahapan-tahapan pemurnian minyak ikan, yaitu penyaringan, netralisasi, pemisahan sabun, pemucatan dan deodorisasi. -pengolahan dan pemurnian minyak ikan-
Tujuan dari pemurnian minyak ikan adalah untuk menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi dan digunakan sebagai bahan mentah dalam industri. Kualitas minyak ikan yang dihasilkan pada proses pemurnian tergantung pada cara penyimpanan dan penanganan ikan sebelum dimurnikan. Tahap –tahap pengolahan dan pemurnian minyak ikan antara lain:
Penyaringan
Tahap penyaringan, minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil samping pengolahan tepung ikan atau ikan kaleng disaring terlebih dahulu dengan penyaring kawat untuk memisahkan kotoran-kotoran visual seperti sisa daging dan gumpalan protein.
Netralisasi
Netralisasi adalah suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya. Faktor –faktor yang mempengaruhi proses netralisasi adalah suhu, pengadukan dan pencucian.
Penyabunan
Penyabunan adalah asam lemak bersifat tidak larut dalam air tetapi dapat terdispersi menjadi NaOH atau KOH encer yang dapat mengubah asam lemak menjadi sabun. Minyak yang telah dinetralkan dibiarkan beberapa saat supaya terjadi pemisahan sabun yang terbentuk. Lapisan sabun berada pada lapisan bawah dan lapisan minyak pada bagian atas. Kemudian sabun tersebut diambil. Untuk menghilangkan sabun-sabun yang masih tersisa, pada minyak ikan ditambahkan air panas sambil diaduk dan kemudian dibiarkan supaya terjadi pemisahan minyak dan air. Setelah itu air yang terpisah dibuang.
Pemucatan
Pemucatan ialah suatu proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan atau memucatkan warna yang tidak disukai dan menghilangkan getah (gum) yang ada dalam minyak. Pemucatan dilakukan dengan penambahan adsorben, umumnya dilakukan dalam ketele yang dilengkapi dengan pipa uap dan alat penghampa udara. Faktor yang mempengaruhi pemucatan adalah suhu, waktu, tekanan.
Deodorasi
Deodorisasi adalah suatu tahap proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak enak dalam minyak. Prinsip proses deodorasi, yaitu penyulingan minyak dengan uap panas. Proses deodorisasi dilakukan dengan cara memompa minyak ke dalam ketelen deodorasi. Kemudian minyak tersebut dipanaskan pada suhu 200-2500C sambil dialiri uap panas selama 4-6 jam untuk mengangkut senyawa yang dapat menguap. Setelah proses deodorisasi selesai, minyak ikan kemudian didinginkan sehingga suhu menjadi kurang lebih 840C dan selanjutnya minyak ikan dikeluarkan.
Hidrogenasi
Hidrogenasi adalah proses pengolahan minyak atau lemak dengan jalan menambahkan hidrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak, sehingga akan mengurangi ketidakjenuhan minyak atau lemak, dan membuat lemak bersifat plastis. Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Proses hidrogenasi dilakukan dengan menggunakan hydrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator.
Nikel merupakan katalis yang sering digunakan dalam proses hidrogenasi daripada katalis yang lain (palladium, platina, copper chromite). Hal ini karena nikel lebih ekonomis dan lebih efisien daripada logam lainnya. Nikel juga mengandung sejumlah kecil Al dan Cu yang berfungsi sebagai promoter dalam proses hidrogenasi minyak (Adi, 1982).
Reference :
Adi, Moeljanto. 1982. Ekstraksi Minyak Hati Ikan. Gramedia. Jakarta.
Allen, G.R. & Erdmann, M.V. 2012. Reef fishes of the East Indies. Apogonidae 366-418, Volumes I–III. Tropical Reef Research, Perth, Australia, i–xiv + 1292 pp.
Ayotte, L. 2005. Sharks-Educator’s Guide. 3D Entertainment ltd. And United Nations Environment Program.
Darmadi & Fahmi. 2003. Fisheries characteristic of artisanal sharks and rays in Indonesia waters. Hlm 122-129. Preceding Seminar on marine and fisheries. December 2003. Agency for marine and fisheries research. Jakarta.
Djuhanda, T.I. 1981. Dunia Ikan. Penerbit Armico. Bandung. Hal. 85-86.
Fahmi & Darmadi. 2005. Status perikanan hiu dan aspek pengelolaannya. Oseana 30:1-8.
Jarreau, Emile. 2009. Fungsi Minyak Ikan Pada Kesehatan Anda. http://sehatmusehatku.wordpress.com/2009/10/05/fungsi-minyak-ikan-pada-kesehatan-anda/. Diakses 30 November 2016.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. UI-Press, Jakarta.
Weiss, E.A. 1983. Oil Seed Crops. Logman Inc. New Cork. USA.
Winarno. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
2 thoughts on “Tahap Pengolahan dan Pemurnian Minyak Ikan”