Event seru yang selalu ditunggu frozeners, sebutan keren bagi pelaku usaha yang tergabung di Komunitas Frozenfood Indonesia, adalah SHARBIZ, Sharing Bisniz yang rutin diagendakan setiap sabtu malam pukul 19.30 .
Frozenfood Indonesia adalah sebuah komunitas UKM yang bergerak di produksi makanan beku. Beranggotakan para pelaku UKM yang mayoritas ibu-ibu super yang memilih jalan hidup untuk ber-wirausaha, komunitas ini memilih Whatsapp (WA) sebagai wadah berkumpulnya para frozeners di dunia maya.
Sharbiz (Sharing Bisniz) selalu menyertakan hal-hal mengejutkan dan tidak terduga. Banyak kiat para pebisnis UKM ini, yang seringkali selalu menempati posisi pinggir di dunia usaha Indonesia, yang bisa ditiru oleh para ibu-ibu yang ingin berbisnis dari modal 0. Yaa… modal 0. Modal terpenting untuk berbisnis adalah mempersiapkan mental para pelaku bisnis itu sendiri.
Begitu pula halnya dengan ibu Berthy Fajriani, frozeners yang berdomisili di Padang yang memulai usahanya sejak tahun 1996. Beliau memiliki usaha risolles aneka rasa dengan merk Rissoles Juara. Lulusan Tata Boga IKIP Padang ini memulai bisnisnya dengan menjual aneka ragam jenis kue hingga tahun 2008.
“Tahun 2008 merupakan momen penting bagi saya karena pada tahun tersebut saya mulai membuat kue dengan merk Bernie (Berthy Fajriani)”, demikian Bu Ani atau Berthy, sapaan akrab beliau tatkala memulai sharbiz di WA Frozenfood Indonesia pada malam tersebut. Pada tahun tersebut, Berthy mulai fokus di dunia usaha dengan menggeluti usaha kue. Beliau mulai mengurusi perijinan PIRT dan Halal MUI untuk produk kue dengan merk Bernie tersebut. “Alhamdulillah… setelah menggunakan merk, usaha kue saya mengalami fase naik, laris manis tanjuang kimpul”, tutur Bu Berthy di sharbiz WA frozenfood. Tatkala terjadi gempa di Padang, Sumbar, frozeners ini memutuskan hijrah bersama keluarga ke Bekasi, Jawa Barat pada tahun 2009.
Masih dengan Bernie brownies, bisnis beliau selama di Bekasi, hingga akhirnya mendapatkan kemasan brownies sebanyak 1,000 pieces dari Deperindakop Jawa Barat pada tahun 2013. pada tahun tersebut, Bu Berthy sekeluarga memutuskan untuk pulang kampuang ke Padang, Sumbar kembali.
Edisi bisnis di Padang di mulai tahun 2013, beliau mulai menggarap usaha katering sekolah. Usaha ini ternyata maju pesat, terbukti dengan pesanan hingga 1400 porsi setiap hari dengan jumlah karyawan tetap 10 orang. Kemudian dia mendapatkan tawaran mengelola usaha katering sekolah di 5 lokasi TK, 2 SD dan 1 SMP dengan pesanan 1,000 porsi per hari. Luar Biasa bukan…
Selain katering, Frozeners tangguh ini mulai menggarap pasar kue risol dengan merk Risolles JUARA. Ternyata risoles buatan bu Berthy cocok di lidah urang Minang. Selain di kantin-kantin sekolah, beliau juga memasarkan risolles tersebut ke kampus-kampus. Dengan harga Rp. 2,500/pieces, risolles Juara selalu habis sebanyak 100-150 pieces per hari di kantin sekolah yang beliau kelola. Untuk kampus dan sekolah-sekolah lainnya, pesanan sebanyak 300-500 pieces selalu beliau terima. Apalagi ada pesanan snack box.
Keberhasilan usaha risol ini mendorong frozeners Padang ini untuk fokus di usaha risol daripada brownies. “Alasan utama saya beralih ke usaha dari brownies ke risol karena di Padang belum ada risoles isi mayonaise. Risol diisi dengan telur sosis mayo sambal. Dan Alhamdulillah usaha ini booming di sekolah-sekolah,” tukas Berthy kepada frozeners Indonesia di WA group.
Layaknya roda yang terus berputar, kadang di atas, kadang di bawah, usaha Bu Berthy juga mengalami masa pasang surut. Tepat satu tahun usaha katering yang dikelolanya. pihak sekolah mengirimkan surat evaluasi tahunan yang intinya adalah mengevaluasi kinerja usaha katering yang dikelola di sekolah tersebut dengan kesan negatif. Padahal sejak dipegang oleh Berthy, sistem kerja, kebersihan kantin, pengelolaan kantin lebih profesional dilakukan.
Selain usaha katering yang mulai surut, Cobaan berikutnya yang tidak kalah seru adalah di bisnis risolles. Karyawan bagian delivery product risolles mengundurkan diri dan digantikan oleh seorang mahasiswa yang rutin mengambil risol dari bu Berthy, hingga tahun 2015 harga risol dinaikkan menjadi 3,000/pieces dan harga risol frozen menjadi Rp. 2500/pieces.
Karena harga naik, mahasiswa tadi mengundurkan diri menjual risolles Juara. Katanyaharga sekarang mahal, sulit untuk dijual.. Karena terjadi kekosongan bagian delivery, salah satu mantan karyawan menawarkan suaminya untuk menjadi kurir. Setelah bekerja 1 minggu, karyawan tersebut tidak mengantarkan risol ke langganan biasa dikarenakan motornya rusak. Apa yang terjadi…? Di sini episode Cobaan untuk bisnis risol dimulai. orang yang kita percayai menusuk dari belakang.
Selidik punya selidik, ternyata karyawan delivery yang notabene suami dari mantankaryawan produksi, menjual risol produksi mereka di tempat risol langganan risolles juara. Akhirnya, frozeners kita ini menegur mantan karyawan tersebut dengan cara baik dan alhamdulillah masalah clear. Pelajaran penting dari kasus ini membuat Bu Berthy mulai kasih merk di semua kotak dan setiap risol dibungkus satu persatu menggunakan palstik yang bermerek risolles Juara.
Kesimpulan dari kegagalan demi kegagalan tersebut yang bisa dipetik hikmahnya adalah:
- Buat kesepakatan hitam di atas putih. Artinya buat kesepakatan kerjasamatertulis antar-pihak yang berdagang.
- Simpan resep masakan, jika usaha kita usaha kuliner. pakai standard bahan, jenisbahan, ukuran, tempat beli distributor bahan dan lain lain.
- Bisnis ya Bisnis. Sedekah ya Sedekah. Tidak bisa bisnis disedekahkan dan sedekah dibisniskan. Kalau punya resep mau dibagi dengan pelatihan, ya ada aturannya: mau sosial atau mau komersil.
Demikianlah kisah frozeners dari Padang, ibu Berthy Fajriani, yang telah mengalami usaha pasang surut tetapi tidak membuat beliau patah semangat. Kita tunggu edisi sharbiz minggu depan dengan pemateri dan bahan cerita yang berbeda.
Salam Frozeners,
Zulham Ariansyah
Ketua Frozenfood Indonesia