Sudah banyak artikel yang membahas tentang konsep zero waste yang selalu dihubungkan dengan penanganan limbah terutama limbah dari industri. Konsep ini merupakan konsep dimana memanfaatkan semuanya mulai dari bahan baku, bahkan sampai limbah sekalipun. Kenapa seperti itu?
Sejarah awal mula munculnya konsep zero waste berasal dari nama perusahaan yaitu Zero Waste System Inc. (ZWS). Perusahaan tersebut didirikan pada pertengahan tahun 1970an di California, Amerika Serikat, oleh Paul Palmer yang merupakan seorang ahli kimia dengan tujuan awal untuk meminimalkan pengaruh industri kimia pada lingkungan sekitarnya. Beberapa tahun kemudian Zero Waste menjadi sebuah istilah yang semakin dikenal luas. Antara tahun 1998 dan 2002, konsep Zero Waste mulai banyak diterapkan dalam komunitaskomunitas global untuk mengurangi pembentukan sampah.
Zero Waste merupakan konsep sebagai sebuah tujuan yang etikal, ekonomis, efisien dan visioner untuk mengarahkan manusia dalam mengubah gaya hidup dan perilaku untuk bisa mencontoh siklus hidup yang alami yaitu dimana material yang sudah tidak dibutuhkan lagi dirancang agar menjadi sumber untuk yang lain. Dengan menerapkan Zero Waste kita akan bisa mengurangi kerusakan pada tanah, air dan udara yang mengancam kehidupan di Planet Bumi ini.
Salah satu penyumbang sampah terbesar adalah pabrik atau perusahan industri. Pelaku industri harus berupaya agar meminimalkan limbah yang dihasilkan dan apabila masih tetap dihasilkan limbah maka diupayakan untuk dioleh sehingga menjadi produk yang aman namun masih memiliki nilai ekonomis. Dari sisi proses produksi perlu diupayakan aktivitas pencegahan pencemaran (pollution prevention) yang meliputi keseluruhan dari proses produksi seperti pemilihan bahan baku yang murni, penggunaan alat proses yang efisien-efektif dalam pemakaian bahan-energi-air, perawatan peralatan untuk optimalisasi proses, dan SDM yang cakap dalam proses dan pengelolaan lingkungan.
Untuk melakukan konsep zero waste dapat dilakukan dengan cara menjalankan proses produksi yang efisien-efektif dengan dukungan faktor pendukung produksi yang juga optimum. Secara teoritis dan praktis meniadakan 100% limbah dari proses produksi adalah hal yang tidak mungkin. Dengan tingkat efisiensi-efektivitas yang paling optimum sekalipun, limbah masih akan tetap dihasilkan, namun jumlahnya sangat sedikit. Limbah yang sedikit ini selanjutnya harus dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Selanjutnya adalah mengolah limbah yang dihasilkan apabila ada keterbatasan dalam mencapai kondisi efisien-efektif dalam proses produksi. Dengan mengolah limbah maka secara aktual limbah menjadi tidak ada. Persepsi yang lebih baik adalah bila limbah sudah dipandang sebagai bahan baku untuk memproduksi barang tertentu yang tentu bernilai ekonomis.
Salah satu contoh perusahaan yang menerapkan zero waste adalah perushaan bioethanol. Secara konsep industri bioetanol dapat menerapkan konsep ‘zero waste’ ini seutuhnya. Tidak ada limbah yang terbuang, hampir seluruhnya bisa jadi ‘duit’ yang dapat mendatangkan keuntungan untuk produsennya. Dan yang lebih menarik lagi, sangat ramah lingkungan, bahkan menguntungkan untuk lingkungan juga. Bahan baku apa saja yang dipakai untuk membuat bioetanol dapat menerapkan konsep ini. Limbah yang dapat dimanfaatkan dari bioethanol adalah limbah cair yang dapat digunakan sebagai pupuk cair organik dan limbah padat sebagai bahan pakan ternak.