Masih banyak orang yang menggunakan bahan kimia untuk proses pembekuaan lateks. Padahal, lateks yang menggunakan koagulan yang berbahan kimia akan menghasilkan lateks dengan mutu yang buruk. Untuk menangani masalah itu, kini ada asap cair yang dapat digunakan sebagai koagulan. Pertanyaannya emang bisa? Hasilnya gimana? Penasarankan? Makanya simak terus artikelnya…
Lateks yang diperoleh dari penyadapan bagian antara kambium dan kulit pohon Hevea brasiliensis, adalah suatu cairan yang berwarna putih atau putih kekuning-kuningan. Lateks terdiri atas partikel karet dan bahan bukan karet (nonrubber) yang terdispersi di dalam air. Lateks merupakan suatu larutan koloid dengan partikel karet dan bukan karet yang tersuspensi di dalam suatu media yang mengandung berbagai macam zat. dalam lateks mengandung 25-40% bahan karet mentah (crude rubber) dan 60-75% serum yang terdiri dari air dan zat yang terlarut. Bahan karet mentah mengandung 90-95% karet murni, 2-3% protein, 1-2% asam lemak, 0.2% gula, 0.5% jenis garam dari Na, K, Mg, Cn, Cu,Mn dan Fe. Partikel karet tersuspensi atau tersebar secara merata dalam serum lateks dengan ukuran 0.04-3.00 mikron dengan bentuk partikel bulat sampai lonjong.
Lateks kebun akan menggumpal atau membeku secara alami dalam waktu beberapa jam setelah dikumpulkan. Penggumpalan alami atau spontan dapat disebabkan oleh timbulnya asam-asam akibat terurainya bahan bukan karet yang terdapat dalam lateks akibat aktivitas mikroorganisme. Hal itu pula yang menyebabkan mengapa lump hasil penggumpalan alami berbau busuk.
Untuk mencegah terjadi penggumpalan secara spontan, perlu ditambahkannya koagulan. Di masyarakat koagulan yang paling sering digunakan adalah yang berbahan dasar kimia. Sedangkan apabila menggunakan koagulan dari bahan dasar kimia akan menghasilkan lateks yang mutunya buruk, karena bau yang tidak sedap, berwarna gelap, dan tumbuh jamur. Untuk mengatasi masalah itu, kita dapat menggunakan asap cair.
Asap cair adalah larutan hasil kondensasi dari pembakaran bahan baku yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin sehingga banyak mengandung senyawa yang bersifat sebagai antimikroba, antibakteri, dan antioksidan seperti senyawa asam organik dan turunannya. Dengan karakteristik asap cair yang ramah lingkungan dan murah tetepi tidak murahan sangat cocok untuk menurunkan pH getah karet sehingga lebih cepat menggumpal.
Untuk mendapatkan asap cair, dilakukan dari proses kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak langsung maupun langsung dari bahan bahan yang banyak mengandung karbon serta senyawa-senyawa lain. Bahan baku yang banyak digunakan sekarang ini adalah kayu, bongkol kelapa sawit, cangkang tempurung kelapa, ampas hasil penggergajian kayu dan lain sebagainya. Sifat dari asap cair dipengaruhi oleh komponen utama yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin yang proporsinya bervariasi tergantung pada jenis bahan yang akan di pirolisis. Proses pirolisis sendiri melibatkan berbagai proses reaksi diantaranya dekomposisi, oksidasi, polimerisasi dan kondensasi.
Lateks yang menggunakan asap cair sebagai koagulan akan memiliki karakteristik yang bagus. Diantaranya memiliki warna yang lebih cerah atau cenderung berwarna putih, tidak ada bau, tidak tumbuh jamur, lebih tahan lama dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi.