Cara Mengawetkan Ikan – Ikan yang saat ini kita konsumsi berasal dari berbagai macam jenis dan didapat dari berbagai habitat hidupnya.
Selama proses penangkapan hingga ke tangan konsumen tentu saja ada perlakuan untuk mempertahankan mutu ikan selama perjalanannya terlebih ikan laut yang jaraknya sangat jauh dari daratan dan disimpan diatas kapal.
Cara mengawetkan ikan laut yang ditangkap di laut lepas tentu saja memiliki penanganan khusus.
Untuk mempertahankan mutunya terdapat cara mengawetkan ikan agar mutu dan kualitasnya tetap terjaga selama perjalananan diatas kapal khususnya bagi ikan laut yang ditangkap di laut lepas
- Menurunkan suhu internal ikan tuna dengan menempatkannya pada air laut yang didinginkan dengan es (ALDI).
- Setelah 24 jam, ikan tuna dipindahkan ke palka dan kemudian di-es-kan. Selanjutnya tidak diperlukan perlakuan lain sampai ikan tuna didaratkan.
Kelebihan dari metode dari ALDI adalah semua permukaan ikan terendam sehingga terjadi pertemuan langsung dengan medium pendingin.
Teknik paling efisien untuk penurunan suhu ikan secara cepat. ALDI disiapkan di dalam wadah berinsulasi atau berlapis dengan perbandingan es dan air laut 2 : 1. Lama perendaman dalam ALDI tergantung dari ukuran ikan.
Lama perendaman yang disarankan adalah selama 6–12 jam, sedangkan untuk yang berukuran lebih besar waktunya lebih lama, yaitu sampai 24 jam untuk meyakinkan bahwa pendinginan sampai pada titik pusatnya.
Walaupun ditempatkan di dalam ALDI, lama perendaman yang disarankan tidak melebihi 24 jam. Jika lebih, hal ini akan menyebabkan warna ikan menjadi pudar dan matanya berubah menjadi putih.
Wadah yang sebaiknya digunakan adalah wadah berinsulasi besar dengan ukuran 2 m3 atau lebih yang diberi sekat-sekat dan lubang pembuangan air.
Penyekatan akan membantu mengurangi goyangan ikan di dalam wadah, terutama ketika ombak besar
Cara Mengawetkan Ikan Tuna dengan Refrigerasi
Ikan tuna adalah salah satu jenis ikan yang populer dikonsumsi di seluruh dunia. Selain dimasak segar, ada berbagai metode pengawetan yang dapat digunakan untuk mempertahankan keawetan ikan tuna, salah satunya adalah pengawetan dengan air laut yang direfrigerasi.
Pengawetan dengan air laut yang direfrigerasi merupakan metode tradisional yang telah digunakan sejak lama untuk mempertahankan kualitas ikan laut. Metode ini melibatkan penggunaan air laut yang dingin sebagai medium pendinginan untuk menjaga kesegaran ikan tuna.
Proses pengawetan dimulai dengan memastikan bahwa ikan tuna segar dan dalam kondisi baik sebelum diawetkan. Kemudian, ikan tuna dicuci dengan hati-hati untuk menghilangkan kotoran atau lendir yang mungkin ada pada permukaannya. Setelah itu, ikan dimasukkan ke dalam kontainer yang berisi air laut yang telah direfrigerasi.
Air laut yang direfrigerasi digunakan karena suhu rendahnya dapat memperlambat pertumbuhan mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan ikan. Selain itu, kandungan garam dalam air laut juga membantu mempertahankan kelembaban ikan dan mencegah kerusakan jaringan.
Selama proses pengawetan, penting untuk menjaga suhu air laut tetap rendah dan stabil. Air laut yang terlalu hangat dapat mempercepat pertumbuhan bakteri, sedangkan air laut yang terlalu dingin dapat menyebabkan pembekuan pada ikan.
Cara mengawetkan ikan tuna dengan menggunakan metode pengawetan ini biasanya terbatas dalam jangka waktu tertentu. Ikan tuna yang diawetkan dengan air laut yang direfrigerasi dapat bertahan selama beberapa hari, tergantung pada suhu dan kebersihan air laut yang digunakan.
Namun, perlu diingat bahwa metode ini tidak menghentikan proses perubahan dan degradasi kualitas ikan tuna. Seiring berjalannya waktu, kualitas ikan masih akan mengalami penurunan. Oleh karena itu, penting untuk segera mengkonsumsi ikan tuna yang diawetkan dengan metode ini untuk memastikan kesegaran dan kualitasnya.
Pengawetan dengan air laut yang direfrigerasi adalah salah satu metode pengawetan yang telah digunakan secara tradisional untuk mempertahankan keawetan ikan tuna. Meskipun memiliki batasan waktu, metode ini tetap menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menikmati ikan tuna dalam kondisi segar saat akses ke metode pengawetan modern terbatas.
Ikan tuna juga dapat diawetkan dengan air laut yang direfrigerasi (ALREF). Air yang digunakan untuk ALREF ini adalah campuran antara air tawar (80–90%) dan air laut (10–20%).
Suhu ALREF harus dijaga antara –0,5 hingga –1 derajat C; oleh karena itu, suhu harus dikontrol beberapa kali dalam sehari.
Ikan harus dilindungi dengan menggunakan kain berbentuk selongsong atau dalam kantong plastik yang berlubang-lubang.
Penempatan ikan di dalam ALREF harus dilakukan secara hati-hati sehingga ikan tersebut tidak lecet atau mengalami kerusakan yang lebih parah, misalnya dengan melingkarkan tali pada ekor ikan kemudian secara perlahan ikan diturunkan sampai mencapai posisi yang aman.
Cara lainnya adalah ikan digantung dalam ALREF dengan menggunakan tali pada bagian ekor. Cara mengawetkan ikan tersebut cukup ampuh dalam menjaga kualitas ikan
Jenis Ikan Laut yang Diawetkan
Berikut adalah beberapa jenis ikan laut yang umumnya diawetkan:
- Ikan Asin: Contohnya adalah ikan teri, ikan tenggiri asin, ikan kembung asin, dan ikan layang asin. Ikan-ikan ini diawetkan dengan menggunakan garam untuk mempertahankan keawetan dan menghasilkan cita rasa gurih.
- Ikan Dendeng: Ikan dendeng adalah ikan yang diawetkan dengan cara dikeringkan dan kemudian dibumbui dengan rempah-rempah seperti cabai, garam, dan gula. Contohnya adalah dendeng ikan tongkol atau dendeng ikan tuna.
- Ikan Asap: Beberapa jenis ikan laut seperti ikan salmon, ikan trout, dan ikan makarel sering diawetkan dengan cara diasap. Proses pengasapan memberikan rasa yang khas dan aroma yang sedap pada ikan.
- Ikan Pindang: Ikan pindang adalah ikan yang diawetkan dengan cara direbus dalam air yang sudah diberi bumbu seperti asam jawa, gula, garam, dan rempah-rempah lainnya. Contoh ikan pindang yang populer adalah pindang tongkol atau pindang bandeng.
- Ikan Fillet Beku: Ikan laut seperti ikan cod, ikan haddock, dan ikan pollack sering diawetkan dalam bentuk fillet beku. Ikan-ikan ini dipotong menjadi fillet, kemudian dibekukan untuk mempertahankan keawetan dan kualitasnya.
- Ikan Abon: Ikan abon adalah ikan yang diawetkan dengan cara direbus, dihaluskan, dan diolah menjadi serat-serat kecil yang kemudian dikeringkan. Abon ikan sering digunakan sebagai lauk pauk atau bahan tambahan dalam makanan seperti nasi goreng atau mie.
- Ikan Asinan: Ikan asinan adalah ikan yang diawetkan dengan cara direndam dalam cuka atau larutan asam. Biasanya, ikan asinan disajikan dalam bentuk irisan tipis dan dihidangkan bersama dengan sayuran dan bumbu asam.
Salah satu jenis ikan laut yang diawetkan di kapal adalah ikan asin. Ikan asin adalah ikan laut yang telah melalui proses pengawetan dengan menggunakan garam. Metode ini telah digunakan sejak zaman kuno untuk mempertahankan ikan dan menjaga keawetan serta kualitasnya.
Cara mengawetkan ikan asin dimulai dengan membersihkan ikan dari kotoran dan lendir yang ada pada permukaannya. Kemudian, ikan tersebut direndam dalam air garam atau ditaburi dengan garam kering. Garam berfungsi untuk menghilangkan kelembaban dari ikan dan menciptakan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan mikroorganisme.
Setelah proses ini, ikan asin biasanya dijemur di bawah sinar matahari atau diangin-anginkan untuk mengeringkan kelembaban yang tersisa. Pengeringan ini membantu mempertahankan ikan dalam keadaan yang tidak memungkinkan bagi mikroorganisme untuk bertumbuh.
Ikan asin memiliki umur simpan yang relatif lama dibandingkan dengan ikan segar. Ikan asin dapat bertahan selama beberapa bulan atau bahkan lebih, tergantung pada kondisi penyimpanan dan kebersihan pengolahan. Namun, perlu diperhatikan bahwa kualitas dan kelezatan ikan asin akan berkurang seiring berjalannya waktu.
Selain ikan asin, ada juga metode pengawetan lain yang umum digunakan di kapal, yaitu pengeringan ikan. Pengeringan ikan dilakukan dengan mengangin-anginkan atau mengeringkan ikan secara alami tanpa menggunakan garam. Proses ini melibatkan pemaparan ikan pada udara kering dan panas, baik di bawah sinar matahari atau dengan bantuan pengering buatan.
Pengeringan ikan melibatkan penghilangan sebagian besar kelembaban dari ikan, yang mengurangi pertumbuhan mikroorganisme dan memperpanjang umur simpan ikan. Ikan yang dikeringkan umumnya lebih ringan dan kompak dibandingkan dengan ikan segar.
Keuntungan dari pengeringan ikan adalah kemampuannya untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama tanpa memerlukan pendinginan atau penggunaan garam. Namun, kualitas dan tekstur ikan dapat berubah selama proses pengeringan, dan ikan yang dikeringkan sering kali memerlukan proses perendaman atau perendaman sebelum dimasak untuk mengembalikan kelembutannya.
Dalam industri perikanan, pengawetan ikan di kapal dengan metode ikan asin atau pengeringan ikan masih menjadi pilihan yang populer. Metode ini memungkinkan nelayan untuk mempertahankan dan mengawetkan hasil tangkapan mereka selama periode perjalanan yang panjang. Dengan menggunakan teknik pengawetan ini, ikan laut dapat dijaga kualitasnya, memberikan pasokan ikan yang berkelanjutan, dan memungkinkan distribusi ikan hingga ke pasar yang jauh dari lokasi penangkapan.