Kultur untuk industri fermentasi mengacu pada populasi mikroorganisme yang dibiakkan secara khusus dan diatur dengan tujuan untuk digunakan dalam proses fermentasi industri.
Mikroorganisme ini, seperti bakteri, ragi, atau jamur, sangat penting dalam proses fermentasi karena mereka bertanggung jawab atas perubahan kimia atau biokimia yang terjadi dalam bahan baku (biasanya bahan organik) untuk menghasilkan produk akhir yang diinginkan.
Kultur mikroorganisme ini digunakan dalam berbagai industri, termasuk industri makanan dan minuman, farmasi, dan bioindustri, untuk menghasilkan produk seperti bir, keju, antibiotik, insulin, asam amino, enzim, dan banyak lagi.
Baca : Cara Menjaga Kualitas Pangan Frozen Food
Kultur mikroba sangat penting dalam industri fermentasi karena mikroorganisme yang tepat dapat memengaruhi hasil fermentasi secara signifikan. Di bawah ini, saya akan menjelaskan beberapa aspek penting terkait kultur untuk industri fermentasi dan cara isolasinya:
1. Pemilihan Mikroorganisme yang Tepat:
- Pemilihan mikroorganisme yang tepat adalah langkah kunci dalam industri fermentasi. Ini dapat mencakup bakteri, ragi, atau mikroorganisme lainnya tergantung pada jenis produk yang ingin dihasilkan.
- Pemilihan bergantung pada karakteristik produk akhir, seperti sifat organoleptik, tekstur, dan nilai gizi.
2. Isolasi Mikroorganisme:
- Isolasi mikroorganisme adalah proses pemisahan mikroorganisme dari lingkungan alaminya untuk penggunaan dalam fermentasi industri. Cara-cara isolasi melibatkan langkah-langkah berikut:
a. Pengambilan Sampel: Ambil sampel dari lingkungan di mana mikroorganisme tersebut hidup. Ini bisa berupa tanah, air, makanan, atau sumber lain yang sesuai.
b. Pengenceran: Sampel yang diambil akan diencerkan untuk mengurangi kepadatan mikroorganisme. Ini dilakukan dengan melarutkan sampel dalam larutan pengenceran.
c. Penanaman pada Media Kultur: Setelah pengenceran, sampel diinokulasi pada media kultur yang sesuai. Media ini mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan.
d. Isolasi Koloni: Setelah pertumbuhan mikroorganisme, koloni individu yang mungkin berisi mikroorganisme yang berbeda akan muncul. Koloni yang diinginkan dipilih dan diisolasi dari yang lain.
e. Identifikasi: Mikroorganisme yang diisolasi harus diidentifikasi dengan metode seperti pewarnaan Gram, analisis biokimia, atau metode molekuler seperti PCR.
3. Pemeliharaan Kultur:
- Setelah isolasi, mikroorganisme yang diinginkan harus dipelihara dengan baik dalam laboratorium. Ini melibatkan pemeliharaan pada media kultur yang sesuai dengan kondisi suhu dan nutrisi yang tepat.
4. Optimasi Kultur:
- Setelah mikroorganisme terisolasi dan dipelihara, langkah berikutnya adalah mengoptimalkan kondisi kultur untuk produksi maksimum. Ini mencakup penyesuaian suhu, pH, oksigenasi, dan nutrisi dalam fermentasi industri.
5. Skala Besar:
- Mikroorganisme yang telah diisolasi dan dikembangkan pada skala laboratorium harus diadaptasi untuk digunakan dalam skala industri. Ini melibatkan penyesuaian teknik dan peralatan untuk fermentasi besar-besaran.
6. Kontrol Kualitas:
- Selama seluruh proses fermentasi, kontrol kualitas sangat penting untuk memastikan bahwa produk akhir memenuhi standar dan spesifikasi yang ditetapkan.
SUMBER MIKROBA UNTUK INDUSTRI
Mikroba pada industri fermentasi: bakteri, kapang, kamir
Penggunaan mikroba untuk industri:
1. Produksi massa sel: PST
2. Penggunaan bagian penting sel: biokatalis (enzim), kapsul
3. Polisakarida (gum xantan, alginat), pigmen, lipid, etc.
4. Produksi metabolit primer: alkohol, as. Amino, as. organik,
5. Vitamin ( B12, riboflavin) etc.
6. Produksi metabolit sekunder: antibiotik, toksin, komponen flavour.
Aplikasi aktifitas metabolisme mikroba:
Pengawetan: keju, yogurt, pikel, sosis.
Pengolahan: roti, kecap
Pengolahan limbah
Bidang pertanian: merangsang fiksasi N secara alamiah.
Penggunaan mikroba sebagai inang untuk DNA sel lain dalam produksi hormon, antigen virus etc.
ISOLASI MIKROBA
Mikroba untuk industri fermentasi dapat diperoleh dari alam, example:
Bacillus dan Clostridium dari tanah.
BAL dari susu.
Bakteri asam asetat dari sari buah.
1.Isolasi Pada Agar Cawan
Prinsip: bakteri, kapang, kamir dapat membentuk koloni pada medium padat.
Untuk isolasi : menyebarkan sel-sel pada agar cawan hingga terbentuk koloni yang terpisah.
Agar yang digunakan 1—2%. Cara: menggunakan goresan kuadran secara berulang pada 1 koloni, sehingga dihasilkan koloni dari 1 sel (murni). Cara lain: menggunakan agar tuang.