Makanan merupakan sumber nutrisi tubuh. Tetapi makanan juga bisa menjadi sumber petaka. Di dalam bahan pangan, baik secara alami maupun kontaminasi mikroba banyak terdapat senyawa beracun. Selain itu, dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia yang bersifat racun, baik itu sebagai zat aditif pada makanan, maupun akibat dari sisa buangan hasil aktivitas manusia (seperti pestisida) yang terkontaminasi dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang dikonsumsi manusia.
Zat-zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam level sel, sehingga kebanyakan kita akan mengetahui dampaknya dalam waktu yang lama.
Dampak negatif yang bisa terjadi adalah dapat memicu kanker, kelainan genetik, cacat bawaan ketika lahir, dan lain-lain.
Tidak ada cara untuk menghindar 100% dari bahaya senyawa-senyawa beracun itu dalam kehidupan kita sehari-hari, yang perlu kita lakukan adalah meminimalkan penggunaannya sehingga tidak melewati ambang batas yang disarankan.
Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan,penyakit, bahkan kematian.
Umumnya berbagai bahan kimia yang mempunyai sifat berbahaya atau bersifat racun, telah diketahui. Namun, tidak demikian halnya dengan beberapa jenis hewan dan tumbuhan, termasuk beberapa jenis tanaman pangan yang ternyata dapat mengandung racun alami, walaupun dengan kadar yang sangat rendah.
Dalam bahan pangan, terdapat cara untuk melakukan analisa terhadap racun. Analisis senyawa racun dalam bahan pangan terdiri dari :
- HCN
- Borax
- Formalin
SIANIDA
Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok Cyano C≡N, dengan atom karbon terikat–tiga ke atom nitrogen. Kelompok CN dapat ditemukan dalam banyak senyawa.
Beberapa adalah gas, dan lainnya adalah padat atau cair. Beberapa seperti garam, beberapa kovalen. Beberapa molelular, beberapa ionic dan banyak juga polimerik. Sianida yang dapat melepas ion cyanide, CN-, sangat beracun.