Untuk yang mempelajari teknologi pangan akan tahu apa itu Biodegradable film. Tapi untuk orang-orang awam pasti belum paham apa itu. Makanya, simak yuk artikelnya…
Biodegradable film secara umum diartikan sebagai film yang dapat didaur ulang dan dihancurkan secara alami oleh mikroorganisme menjadi polimer rantai-rantai pendek.
Biodegradable film berdasarkan komponen penyusunnya dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu hidrokoloid, lipida, dan komposit. Hidrokoloid yang cocok antara lain senyawa protein, turunan selulosa, alginat, pektin, dan pati. Lipida yang biasa digunakan gliserol, waxes, asil gliserol dan asam lemak, sedangkan komposit merupakan gabungan lipida dengan hidrokoloid. Biodegradable film yang terbuat dari lipida, campuran lipida dan protein, serta polisakarida sangat baik digunakan sebagai penghambat perpindahan uap air, sehingga mampu menjaga umur simpan produk. Di sisi lain, biodegradable film yang terbuat dari campuran protein dan polisakarida baik digunakan sebagai penghambat perpindahan gas yang efektif untuk mencegah oksidasi lemak.
Karakteristik biodegradable film yang baik yaitu mampu mendekati karakteristik kemasan berbahan baku petrokimia. Bahan pengemas yang paling sering digunakan adalah polietilen. Polietilen merupakan polimer dari monomer etilen yang dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri minyak dan batubara. Polietilen memiliki sifat lunak, transparan, fleksibel serta mempunyai kekuatan benturan dan kekuatan sobek yang baik. Polietilen memiliki sifat permeabilitas yang rendah dan sifat mekanik yang baik pada ketebalan 0.00254 -0.0254 cm sehingga digunakan sebagai bahan pengemas
Bahan baku yang dapat digunakan untuk pembuatan biodegradable film yaitu bahan baku dari sumber daya alam terbarukan (renewable resources) secara keseluruhan seperti dari tanaman yang mengandung pati, selulosa dan metabolit hasil mikroorganisme.
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu jenis limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO). Komponen utama TKKS adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selulosa merupakan polimer alam yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan kain, bioetanol, dan bioplastik dengan mensintesisnya menjadi selulosa asetat. Selulosa yang terkandung dalam TKKS adalah 38,76%(3) atau sekitar 37,50% dengan kandungan serat mencapai 72,67%. Karena tingginya kandungan selulosa tersebut menyebabkan TKKS potensial menjadi raw material untuk diambil selulosanya.
Selain TKKS, salah satu sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biodegradable film adalah ampas tebu. Pemanfaatan ampas tebu sangat berpotensi sebagai bahan baku pembuatan biodegradable film, karena ampas tebu mengandung selulosa sebesar 45,96%, hemiselulosa sebesar 20,37% dan lignin sebesar 21,56%. Komponen selulosa dapat dijadikan bahan baku pembuatan biodegradable film, karena selulosa memiliki sifat kaku dan kuat, sedangkan biodegradable film yang ingin dihasilkan memiliki sifat plastis dan kuat, sehingga diperlukan penambahan plasticizer untuk memperbaiki sifat kaku tersebut. Lalu dibutuhkan bahan tambahan yang mampu meningkatkan gaya Tarik menarik antar molekul penyusun biodegradable film ialah stabilizer.